Ekonomi
Menkeu Purbaya: Dana Rp200 Triliun Sudah Masuk ke Bank Pemerintah, Diharapkan Tekan Bunga dan Dorong Ekonomi
Minggu, 19 Oktober 2025
Menteri keuangan purbaya
Jakarta | Newsyess.com - 19 Oktober 2025 — Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengumumkan bahwa pemerintah telah menyalurkan dana sebesar Rp200 triliun ke sejumlah bank milik negara pada Jumat (17/10/2025). Kebijakan tersebut merupakan langkah strategis untuk menstabilkan likuiditas perbankan, menekan suku bunga, dan mempercepat perputaran uang di sektor riil.
Dalam konferensi pers di Jakarta, Menkeu Purbaya mengungkapkan bahwa dana tersebut kini “sudah nongkrong” di bank-bank pemerintah dan siap disalurkan untuk memperkuat perekonomian nasional.
“Dana Rp200 triliun hari Jumat sudah masuk ke perbankan. Uangnya sudah nongkrong di sana. Sekarang saya duga para direktur utama bank sedang pusing, mau nyalurin ke mana,” ujarnya dengan nada santai namun penuh makna.
Purbaya menjelaskan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk mendorong bank agar lebih aktif menyalurkan kredit produktif kepada masyarakat dan dunia usaha. Ia menilai langkah itu juga akan menekan potensi “perang bunga” antarbank yang selama ini membuat biaya dana (cost of money) tinggi.
“Paling tidak, kalau mereka belum bisa menyalurkan karena kebanyakan dana, mereka tidak akan perang bunga lagi. Bunga akan cenderung turun. Dampaknya akan terasa ke ekonomi, bisa bunga pinjaman turun, bisa juga bunga deposito turun. Yang jelas, cost of money turun,” tegasnya.
Bunga Pinjaman dan Deposito Diproyeksi Turun
Menurut Purbaya, penurunan “cost of fund” ini akan memberikan efek domino terhadap perekonomian. Masyarakat dan pelaku usaha akan lebih berani berinvestasi atau berbelanja karena suku bunga kredit yang lebih rendah.
“Dengan bunga pinjaman turun, yang mau meminjam ke bank jadi lebih berani. Yang punya uang juga tidak ragu membelanjakan uangnya. Intinya, uang berputar dan ekonomi bergerak,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa dana tersebut bukan hanya untuk menambah likuiditas, tetapi juga menguji efektivitas bank-bank milik pemerintah dalam mengelola dana besar dan menyalurkannya ke sektor produktif.
“Kadang saja sudah pusing, saya tambahkan lagi. Mereka bilang cuma sanggup menyerap Rp7 triliun, tapi saya bilang kasih semua Rp200 triliun. Biar mereka yang mikir, bukan saya lagi yang mikir,” kata Purbaya disambut tawa para wartawan.
Dorongan Agar Bank Lebih Aktif Menyalurkan Kredit
Langkah pemerintah ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tren perlambatan global dan menurunnya daya beli. Dengan tambahan likuiditas besar, bank-bank BUMN seperti Bank Mandiri, BRI, BNI, dan BTN diharapkan segera menyalurkan kredit ke sektor produktif seperti UMKM, pertanian, industri, dan infrastruktur.
Purbaya menegaskan, pemerintah tidak akan terlalu ikut campur dalam keputusan penyaluran, namun akan terus memantau efektivitas dan dampaknya terhadap sektor riil.
“Tugas pemerintah adalah memastikan likuiditas tersedia. Soal bagaimana bank menyalurkannya, itu bagian mereka. Tapi kami akan lihat sejauh mana uang ini benar-benar menggerakkan ekonomi rakyat,” ujarnya.
Mendorong Sirkulasi Uang di Ekonomi Nasional
Lebih lanjut, Purbaya menekankan pentingnya perputaran uang di dalam negeri sebagai kunci pemulihan ekonomi pasca pandemi dan perlambatan global.
“Saya menaruh uang di bank juga supaya muter di situ, agar muter di perekonomian. Jangan sampai uang hanya diam, tapi harus jadi darah yang mengalir di tubuh ekonomi nasional,” tandasnya.
Dengan dana Rp200 triliun yang kini siap dimanfaatkan, pemerintah berharap perbankan mampu mengambil peran strategis dalam menyalurkan pembiayaan secara cepat, tepat, dan berdampak bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia. (Tim Newsyess)
TAGS :