Pendidikan
Merayakan Dharma dalam Dua Wajah: Hardiknas dan Penampahan Kuningan di SMP Negeri 4 Abiansemal Oleh: Tim Kreatif SMP Negeri 4 Abiansemal
Jumat, 02 Mei 2025
Hardinas 2 Mei 2025
Oleh: Tim Kreatif SMP Negeri 4 Abiansemal
Pada Rabu, 2 Mei 2025, langit pagi di SMP Negeri 4 Abiansemal menyimpan getar makna yang dalam. Tanggal ini bukan sekadar penanda Hari Pendidikan Nasional, tetapi juga bertepatan dengan Hari Penampahan Kuningan hari suci dalam kalender umat Hindu Bali yang sarat nuansa penyucian diri dan penghormatan kepada leluhur.
Di tengah persiapan spiritual umat menyambut Kuningan, para guru, pegawai, dan siswa-siswi SMP Negeri 4 Abiansemal berdiri khidmat dalam barisan, mengikuti upacara bendera dengan penuh semangat. Momen ini bukan sekadar rutinitas, melainkan simbol dari sinergi luhur antara Dharma Negara dan Dharma Agama antara cinta tanah air dan cinta spiritualitas.
Upacara Sakral dalam Dua Rasa
Upacara dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah, Bapak I Made Antara, S.Pd., yang membacakan amanat Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia. Dalam pidato itu, tergambar jelas visi besar pendidikan sebagai jalan utama membentuk peradaban yang cerdas, berakhlak, dan inklusif. Pendidikan dipandang bukan semata-mata soal bangku sekolah, melainkan perjalanan batin dan sosial dalam membentuk manusia utuh.
Tema Hardiknas 2025, “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua,” menggugah setiap warga bangsa agar bergerak bersama, bergotong royong membangun pendidikan yang berkeadilan tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, agama, atau etnis. Sebuah ajakan untuk menyalakan pelita ilmu hingga ke sudut-sudut negeri.
Antara Sloka dan Semangat
Dalam suasana Penampahan Kuningan yang menggema kesucian, SMP Negeri 4 Abiansemal turut memaknai momen ini melalui sloka yang sarat pesan filosofis:
> Sloka:
> विद्यां चाविनयं शीलं धर्मं चाभ्युदयाय नः।
> vidyāṁ cāvīnayaṁ śīlaṁ dharmaṁ cābhyudayāya naḥ
Makna:
Ilmu pengetahuan, kerendahan hati, akhlak mulia, dan Dharma adalah jalan menuju kemajuan dan kesejahteraan kita.
Sloka ini menjadi jembatan makna antara dua perayaan: satu menuntun pada pencerahan spiritual, satu lagi pada pencerahan intelektual. Keduanya saling menguatkan, mengajak manusia Bali untuk hidup seimbang antara niskala dan sekala, antara batin dan logika.
Dharma Tak Terbagi Dua
Dalam sambutannya, Bapak I Made Antara menyampaikan bahwa pendidikan bukan hanya alat mencetak cendekia, tapi juga medan perjuangan membentuk manusia yang berjiwa besar. Beliau menekankan pentingnya menjadikan sekolah sebagai tempat bertumbuh secara holistik berpikiran jernih, berbudi luhur, dan bijaksana dalam bertindak.
"Jangan pernah ada dikotomi antara spiritualitas dan nasionalisme. Keduanya berasal dari sumber Dharma yang sama pengabdian kepada kehidupan, leluhur, dan bangsa," ujar beliau dalam suaranya yang hangat dan menggetarkan kalbu.
Satu Langkah Menuju Keutuhan
Baca juga:
Semarak
Upacara bendera yang dilakukan dalam suasana religius Penampahan Kuningan bukan hanya bentuk komitmen terhadap amanat negara, tetapi juga perwujudan kasih dan bakti dalam bentuk yang paling murni. Di saat sebagian sibuk dengan ritual suci di rumah masing-masing, civitas SMP Negeri 4 Abiansemal menghadirkan upacara sebagai persembahan tulus kepada guru bangsa dan kepada para Dewa.
SMP Negeri 4 Abiansemal telah membuktikan bahwa pendidikan dan spiritualitas bukanlah dua jalan yang bersilang, tetapi satu jalan besar bernama Dharma. Jalan ini, bila dilalui dengan ketulusan, akan membawa siswa-siswi menuju masa depan yang tidak hanya cerah secara ilmu, tapi juga terang secara jiwa. (TimNewsyess)
TAGS :