News

UPDATE: Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya: 35 Korban Ditemukan, 6 Meninggal Dunia, Puluhan Masih Hilang

 Jumat, 04 Juli 2025

Tragedi kapal tenggelam di negara

Newsyess.com, Jembrana. 

 

GILIMANUK, Newsyess.com – Tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali meninggalkan duka mendalam. Hingga Kamis (3/7/2025), sebanyak 35 korban telah berhasil ditemukan oleh tim gabungan Basarnas, namun 6 di antaranya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Sementara itu, pencarian terus berlanjut untuk 30 orang korban lainnya yang masih dinyatakan hilang.

Pantauan langsung di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, menunjukkan suasana haru dan cemas dari keluarga para korban yang berdatangan sejak pagi. Mereka menanti dengan harap-harap cemas kabar dari orang-orang tercinta yang menjadi penumpang kapal nahas tersebut.

"Kami masih berupaya semaksimal mungkin dalam proses pencarian. Semua potensi SAR dikerahkan untuk mempercepat evakuasi," ujar salah satu petugas Basarnas.

Lalu Lintas Lumpuh, Antrean Kendaraan Mengular
Imbas dari musibah ini turut melumpuhkan aktivitas penyeberangan di Selat Bali. Pelabuhan Gilimanuk mengalami penumpukan kendaraan sejak Kamis pagi, setelah sempat dihentikan sementara operasional penyeberangan akibat insiden tenggelamnya kapal.

Antrean panjang kendaraan, terutama angkutan barang dan kendaraan pribadi, tampak memenuhi seluruh area parkir pelabuhan. Bahkan, sebagian sempat meluber hingga ke Jalan Nasional di luar pelabuhan.

“Dampak dari tenggelamnya kapal sangat terasa. Antrean kendaraan masih sangat panjang,” ungkap Komandan Pos TNI AL Gilimanuk, Letda Laut (P) Bayu Primanto.

Namun menjelang sore hari, kondisi mulai terkendali. Penambahan armada penyeberangan dilakukan untuk mengurai kemacetan. Perlahan, antrean mulai bergerak, meski aktivitas pelabuhan masih berjalan dengan kewaspadaan tinggi.

Duka yang Masih Menggantung
KMP Tunu Pratama Jaya, kapal yang biasanya menjadi penghubung vital antara Bali dan Jawa, kini menyisakan luka mendalam bagi ratusan keluarga. Hingga saat ini, belum ada informasi resmi terkait penyebab pasti kecelakaan. Investigasi pun masih berlangsung.

Pihak berwenang meminta masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi dan tetap mengikuti kabar resmi dari pihak SAR dan pemerintah.

Tragedi ini menjadi pengingat keras tentang pentingnya keselamatan pelayaran dan manajemen krisis di jalur transportasi laut, terutama di jalur padat seperti Selat Bali. (TimNewsyess)


TAGS :